Liza Wahyuninto
Adalah suatu keharusan mencintai bangsa dan tanah yang kita terlahir di atasnya
Memetik gitar dan menyenandungkan lagu pagi agar rakyatnya terbangun dan memulai bekerja
Mengalirkan mata air, menyeduhnya dan menuangkan ke dalam gelas untuk melepas dahaga mereka
Bila matahari telah di atas kepalamu, ajaklah mereka beristirahat dan sejenak bersujud panjang mansbihkan doa untuk kejayaan bangsanya
Menjelang senja, perkenankan mereka pulang tuk temani keluarga yang telah menantinya di rumah
Pemimpin sejati bukanlah mandor, boss, tuan atau majikan bagi rakyatnya
Pemimpin sejati adalah segelas kopi dan juadah di saat rakyatnya lelah
Pemimpin sejati adalah musik hati di saat kesepian merenggut waktu rakyatnya
Pemimpin sejati adalah obat kala sakit menggerayangi kesehatan rakyatnya
Pemimpin sejati adalah pembaca dongeng menjelang tidur bagi rakyatnya
Adalah suatu kebanggaan dapat mengabdi pada negara yang telah memberi kesempatan hidup di dalamnya
Berdoa di sepertiga malamnya, untuk bangsa, pemimpin, dan rakyat-rakyatnya
Menanami tanah yang terhampar, memancing ikan di samudera yang membentang, dan menjual hasil bumi dan laut di pasarnya
Tetapi perlu diingat, bekerja bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga yang menanti
Bekerja adalah mengisi waktu agar tidak hilang percuma
Bekerja adalah untuk kemajuan bangsa dan rakyat di dalamnya
Bekerja adalah memikirkan bagaimana dapat ikut memberi makan sanak dan tetangga di sekitar kita
Bekerja adalah agar bangsa tidak melarat dan menjadi peminta-minta
Adalah suatu keharusan dan kebangaan menjadi bangsa yang dapat menjadi payung kala hujan dan menjadi ranjang untuk tidur bagi rakyat-rakyatntya
Mendidik putra-putri di dalamnya
Bukan dengan pendidikan yang menjadikan mereka obyek, tapi subyek
Bukan dengan pendidikan yang hanya menyediakan sekolah dan guru bagi mereka, tapi juga fasilitas penunjang di dalamnya
Mendidik dengan tidak hanya memberi tetapi menerima apa yang mereka suarakan
Adalah bangsa yang besar,
Yang tidak membiarkan pemudanya menjadi pengangguran
Yang tidak menelantarkan anak-anaknya di jalanan menjadi gelandangan dan pengemis
Yang tidak memberi kesempatan pejabat-pejabat negaranya korupsi
Yang tidak mengizinkan anggota dewannya hanya tidur ketika sidang berlangsung
Yang tidak ada darah tumpah setetes pun karena perbedaan suku, agama, ras, golongan maupun perbedaan pendapat
Adalah bangsa yang besar yang memiliki rasa malu
Bila masih menghidupi rakyatnya dengan pinjaman hutang luar negeri
Bila masih berebut pulau dengan negara tetangga
Bila kekayaan alam, budaya dan intelektualnya dibiarkan dicuri oleh bangsa lain
Bila masih ada rakyatnya yang meninggal akibat busung lapar, sakit sementara tidak ada biaya untuk berobat
Bila ketika bencana tiba dan pemerintahnya hanya mampu mengucapkan bela sungkawa
Bangsa yang berbhineka tunggal ika adalah
Bangsa yang rakyatnya tidak melulu meributkan mana yang benar dan mana yang salah
Bangsa yang rakyatnya tidak akan memfitnah, memukul, memperkosa, membunuh saudaranya sendiri
Bangsa yang melihat perbedaan sebagai kekayaan dan bukan menjadikannya momok pertikaian
Indonesia, tumpah darahku
Di 63 tahun kemerdekaanmu
Di 100 tahun kebangkitan nasionalmu
Di 80 tahun sumpah pemudamu
Ikatlah kami…
Dalam tanah air yang satu
Dalam bangsa yang satu
Dan dalam bahasa yang padu
Malang, 21 Oktober 2008