pada angin di musim yang begitu gersang.
akasia dan tabebuya begitu asik menabur kembangnya.
sepintas,
harum dan lembut.
cantik,
tak terhiraukan.
aah, sayangku,
pada perjalanan yang tak bisa aku tebak dimana dan kemana akan menemu,
maka menjadi sederhana mungkin sudah cukup.
seperti mereka.
kita sudah bertanya,
bukan?
mari kembali berjalan.
berjalan,saja.
“..apa kalian sama denganku?
sedang berharap kepada langit melahirkan hujan?..”
kita cukupkan kepada doa ya,semoga saja dia mendengar..
: kemarau.
kemarau?
…
ini hanya kemarau.sayang..
Sudahkah?
Sayang,
Sudahkah kau menyiapkan kue dengan lilin jumlah tahunku di atasnya?
Sudahkah kau menyiapkan kado yang bakal membuat mulutku menganga sebagaimana tahun-tahun sebelumnya?
Sudahkah kau memilih pakaian teranggun malam ini agar semua iri kepadaku memiliki dirimu?
Sudahkah…
Sayang,
Sudahkah kau menulis puisi terpanjang tahun ini dank au bacakan tepat di malam pergantian usiaku?
Sudahkah kau menulis satu per satu doa yang akan kau bacakan ketika hendak mencium kening dan kedua belah pipiku?
Sudahkah kau siapkan kertas kosong lalu memintaku untuk menandai hari ini dengan satu kalimat dan nanti akan kau simpan dalam laci dan hanya kau yang tahu tempatnya?
Sudahkah,
Sayang,
Sudahkah kau bangunkan aku dari mimpiku dan kau akan berucap “hanya mimpi buruk mas!”
Indonesia, 12 Juni 2010
TELAH BERTASBIH SEMESTA, DAN KEMANA MANUSIA?
Dan sungguh manusia teramat celaka
Memuji terlupa, mengingat tak setia
Sementara semesta
Tak berfikir dan tak miliki nurani begitu menghamba
Takut menjadi raja
Malu menjadi marwah
Khawatir akan murka Sang Ia
Gemunung akan pecah berkepingan
Bila Furqon suci diserahkan pada mereka
Sementara manusia yang diberi tuntunan
Teramat setia pada kepala pemikiran membuta
Menuhankan ide dan kehendak sendiri
Padahal Ia teramat tahu segala
Seluruh alam jagat raya
Yang tampak dan tak ia tampakkan pada mata
Dia teramat Agung untuk manusia lupa
Dia teramat suci untuk manusia dustakan
Dia teramat damai untuk manusia pertengkarkan
Dia teramat bijaksana untuk manusia menjumawa
Dan Ia alangkah besarnya untuk kalian sandingkan dengan tuhan-tuhan kecil tak kuasa
Dialah pemilik nama-nama
Keindahan bersanding untuk-Nya
Dan bertasbihlah sgala yang ada pada-Nya
Bahkan kalaupun manusia tak lagi memuji-Nya
Semua semesta dan penghuni langit tak sedetikpun lupakan sebut asma-Nya
Huwallahul kholiqul baari ul musawwiru lahul asmaaul husna, yusabbihu lahu ma fissamawati wal ardh, wahuwal ‘azizul hakiiim..
Manna, 2013
Episode Sunyi
Biarlah yang dibawa angin pergi untuk selamanya
Bukan untuk ditangisi berhari-hari
Bukan untuk terus dibela mati-mati
Tapi yang masih tersisa bergerak dengan cepat untuk menggantikan
Yang masih ada harus terlahir merebut posisi
Yang mati biarlah mati
Pekerjaanya sudah usai
Tapi tidak ajarannya
Tapi tidak semangatnya
Tapi tidak perjuangannya
Dalam episode-episode sunyi ini
Tidak boleh ada lagi pengecut yang menyatakan tidak mampu
Demokrasi, HAM, pluralitas, harus ada yang bisa
Memperjuangkannya
Kesadaran adalah titik temu antara pemahaman dan kebodohan bahwa yang dilakukan lebih banyak kesia-siaan
Maka, diskusi yang mana lagi yang harus digelar untuk menancapkan itu pada nurani?
Indonesia, 2011
Dosa Semalam
Masih hujan.
Di luar dingin sekali.
Sudah subuh.
Tapi dunia masih begitu gelap.
Sesekali nampak cahaya di jalanan.
Dari manusia yang mengejar asa untuk sesuap nasi hari ini.
Selimut ini tak hendak terlepas dari tubuhku.
Hangat dan begitu menyenyakkan.
Setelah percumbuan yang dimenangkan setan tadi malam.
Aku hanya bisa mendengkur di sisa pagi.
Menanti matahari terbit lagi.
Dengan harapan, hari ini aku bisa lebih baik lagi.
Lebih mulia lagi.
Ah, manusia!
Setelah harta dan kemuliaan, apa lagi yang kay cari di sisa perjalanan singkat ini?
Bengkulu, 2011
Nanti
Nanti, dan semua akan indah pada akhirnya
Bukan..bukan..
Tapi, akan indah pada masanya
Jangan dipaksa didahulukan, pun tak ingin tertunda
Biarkan setiap luka yang menganga semakin perih terasa
Biarkan setiap bimbang yang tertahan menggenang, melayang lalu terbang
Biarkan setiap cemburu yang membisu kian membiru dan haru
Lupakan..lupakan semua
Sejenak saja..
Ambil napas, berhentilah
Esok akan ada angin serta badai yang siap menghanyutkan perahu kehidupanmu
Menghantam, menerjang, meradang
Dan, aku akan berlari lebih kencang lagi
Bukan untuk menghindar, tapi mengejar ketertinggalan
Aku akan berteriak lebih keras lagi
Bukan untuk menangis atau mengaduh, tapi marah pada kebodohan diri
Indonesia, 2011
Jika Aku Jatuh Cinta
Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta
Ku harap itu hanya karena Engkau saja
Bukan karena nafsuku ingin memilikinya
Bukan karena keinginanku untuk slalu dapat bersamanya
Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta
Semoga cinta itu telah Kau atur sebelumnya
Bukan karena mataku yang terlalu lama memandangnya
Bukan karena pikiranku yang terus mengkhayalkannya
Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta
Semoga itu tidak mengurangi besarnya cintaku pada-Mu
Semoga itu tidak membuat-Mu cemburu kepadaku
Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta nanti
Aku ingin, Kau pun mencintainya.
Untukku
Indonesia, 2011
Surati Saja Aku
Tidak..tidak..tidak..
Bukan itu..
Bukan.
Aku hanya sedang memungut sisa senyummu yang tertinggal di sini.
Biarlah..biarkan saja.
Setiap angin yang berhembus ini akan mengingatkanku pada aroma dirimu.
Lakukan..lakukanlah.
Ya, kepergian itu.
Aku tak akan menahanmu lagi.
Jangan..jangan.
Jangan tunggu aku.
Tapi, surati saja aku.
Itu akan menjadi penantianku setiap hari.
Indonesia, 2011
Kangkung Indonesia
KANGKUNG INDONESIA
Ada satu adegan yang harus aku ceritakan
Aku sampaikan
Dulu, sewaktu kecil
Pagi-pagi sekali Ibuku bangun
Meninggalkan anak-anaknya dengan sayur kangkung di keranjangnya
Seperti biasanya aku akan ikut terjaga
Meminta untuk ikut, atau sekedar mengantarnya
Pasar, begitulah kami menyebutnya
Bukan Mall dengan super market atau hyper market yang menyebutnya saja aku salah
Kumuh tapi gagasan utama agar perekonomian tidak jatuh
Kotor, tapi lebih mulia daripada uang-uang yang dihasilkan koruptor
Bau, ah, hidung kami terlalu tebal untuk mencium sesuatu yang kami anggap lebih suci daripada aroma kebohongan
Maka, hingga saat ini
Aku akan lebih bangga membawa sayur daripada botol-botol anggur
Aku akan lebih mulia dengan menenteng plastik hitam tanpa iklan bertuliskan alamat di mana aku berbelanja
Siapapun boleh masuk ke Indonesia, apapun boleh diperjualbelikan di Indonesia
Tapi tidak ada Negara yang boleh membawa tanpa izin budaya masyarakat yang ada
Tidak boleh ada Negara yang mengaku-ngaku membuat produk yang sama dengan hasil jerih payah putra bangsa kita
Demokrasi itu sederhana,
Pasar bebas jangan dimaknai bahwa kenikmatan kangkung akan digantikan sandwich, hot dog, hamburger, atau pizza
Ibuku bilang, sampai kapanpun tidak akan ada sayur mayur yang lebih hijau daunnya melebihi hasil olah tanah Indonesia
Sampai kapanpun, tidak akan ada nasi harumnya melebihi yang diberi pengairan dari tanah air Indonesia
Sampai kapanpun,
Sampai kapanpun,
Tidak ada,
Dan tak kan ada.
Indonesia, 2011
Penyesalan
Di sini pernah kudirikan satu rumah kecil
yang atapnya dari rumbia saling memahami
pondasinya pasir-pasir kejujuran
tiang-tiangnya kayu keteguhan hati
dan dindingnya dari keterusterangan
tapi rumah itu tidak bertahan lama
angin begitu mudah merobohkannya
hujan begitu gampang menghanyutkannya
di rumah itu tidak aku tanami pohon cinta
yang kelak akan menjadi tempat rindang dari serbuan angin dan hujan.
aku lupa membuat pagar dari besi kesabaran
agar kecemuruan menjadi bumbu
agar tengkar dan amarah menjadi penyedap rasa manisa dan asin cinta
ah,
aku ingin mengulangnya lagi
kembali
untuk menebus salah
Indonesia, 2010